Jangan bersikap seolah-olah
tidak bisa hidup tanpa mengonsumsi zat-zat yang memabukkan dan melemahkan
kesadaran,
Sekalipun banyak buktinya
mereka yang bisa bertahan hidup dan melanjutkan hidup tanpa zat-zat memabukkan
yang melemahkan kesadaran.
Jangan bersikap seolah-olah
tidak bisa menemukan kebahagiaan hidup tanpa merampas kebahagiaan orang lain,
Mereka yang kreatif tidak pernah merampas kebahagiaan orang lain untuk menjadi berbahagia.
Jangan bersikap seolah-olah
hanya Anda seorang yang merasakan derita kehdupan,
Orang lain pun merasakan
derita kehidupan namun masih mampu tersenyum dan hidup dalam kebajikan.
Jangan bersikap seolah-olah Anda
bukanlah penjahat hanya karena kejahatan Anda dilakukan secara tersembunyi,
Kelak Anda pun akan dijahati
oleh penjahat-penjahat yang tersembunyi dan pandai menyembunyikan kejahatannya.
Jangan bersikap seolah-olah Anda
sedang beruntung karena berhasil berbuat kejahatan,
Bagaikan orang buta dan si
dungu yang sedang membawa dirinya sendiri mendekat menuju alam neraka.
Jangan bersikap seolah-olah
mengakui kesalahan dan bertanggung-jawab artinya kiamat bagi hidup Anda,
Jelas-jelas bersalah namun
masih juga berkelit dan ditambah sikap yang tidak berani bertanggung-jawab
barulah kiamat bagi diri Anda di alam baka.
Jangan bersikap seolah-olah
hanya Anda yang berhak untuk memohon “penghapusan dosa”,
Orang lain pun berhak
menampar wajah Anda lalu memohon “penghapusan dosa” kepada Tuhan.
Jangan bersikap seolah-olah Tuhan
lebih pro terhadap pendosa yang pandai menyembah dan memuji,
Semua orang sanggup menjadi
penyembah dan penjilat namun tidak semua orang mampu dan mau hidup higienis
dari dosa.
Jangan bersikap seolah-olah Anda
tidak bisa hidup tanpa menikah dan beranak-pinak,
Tidak sedikit mereka yang
menikah dan beranak-pinak namun tetap saja hidup sebatang kara disaat tua dan meninggal
dunia dengan hanya membawa dirinya sendiri.
Jangan bersikap seolah-olah
tidak bisa hidup tanpa korupsi,
Mereka yang hebat ialah yang
mampu memberikan dan melepaskan.
Jangan bersikap seolah-olah tidak
bisa hidup tanpa berkata bohong,
Tuhan pun sadar akan Anda bohongi.
Jangan bersikap seolah-olah
tidak bisa hidup tanpa memakan orang lain,
Orang yang lebih kuat dari Anda
kelak yang akan memangsa Anda.
Jangan bersikap seolah-olah
aurat hanya berhubungan dengan tubuh,
Berbuat jahat yang melukai,
merugikan, ataupun menyakiti individu lainnya merupakan aurat terbesar.
Jangan bersikap seolah-olah Anda
terjamin masuk surga sekalipun menjadi pecandu ideologi “penghapusan dosa”,
Tong sampah bagi para
kalangan pendosa yang bernama “surga”.
Jangan bersikap seolah-olah
dosa yang paling terkotor dan tercela,
Ideologi korup bernama “penghapusan
dosa” merupakan racun dari segala racun yang paling merusak peradaban.
Jangan bersikap seolah-olah yang
dinamakan sebagai “surga” sudah pasti adalah “surga”,
Tong sampah yang diberi merek
ataupun istilah “surga” pun tetap hanyalah tong sampah bagi para manusia
sampah.
Jangan bersikap seolah-olah
tidak bisa hidup tanpa menggunakan cara-cara kekerasan fisik untuk
menyelesaikan setiap masalah,
Itu pertanda otak dan
peradaban Anda masih peninggalan zaman purbakala ala manusia zaman batu.
Jangan bersikap seolah-olah tidak
bisa hidup tanpa kemewahan duniawi,
Para pengusaha pemilik
korporasi raksasa pun merasa belum cukup memiliki kekayaan dan kemewahan.
Jangan bersikap seolah-olah
segala nafsu dan keinginan dari dalam diri harus dituruti dan diikuti,
Yang hebat ialah yang mampu
melakukan SELF-CONTROL, kendali diri.
Jangan bersikap seolah-olah
tidak menjadi nomor 1 artinya Anda bukan siapa-siapa dan sudah tamat,
Mampu mencintai diri sendiri
apa adanya adalah kebahagiaan itu sendiri.
Jangan bersikap seolah-olah
mampu mencurangi kehidupan,
Kehidupan yang kelak akan
mencurangi Anda.
Jangan bersikap seolah-olah
IQ adalah sampah,
Kejahatan terjadi justru
karena kurangnya IQ.
Jangan bersikap seolah-olah IQ
bukanlah segala-galanya,
Pilar penopang EQ maupun SQ
justru adalah tingkat IQ seseorang dimana segala-galanya senyatanya butuh IQ.
Jangan bersikap seolah-olah
hidup dan kerja KERAS adalah segala-galanya,
Anda akan tersingkir menghadapi
mereka yang hidup dan bekerja secara CERDAS.
Jangan bersikap seolah-olah
tidak bisa melanjutkan hidup tanpa melampiaskan dan membalas dendam,
Cara membalas dendam terbaik
ialah dengan tetap hidup dan menjalani kehidupan kita dengan baik.
Jangan bersikap seolah-olah
kita butuh kasih sayang orang lain,
Mereka yang berbahagia ialah
yang mampu SELF-RESPECT dan mengasihi dirinya sendiri.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.