Makna harafiah “Islam”, artinya “PATUH SECARA MUTLAK”.
Artinya, Anda telah
murtad bila menjadi seorang “muslim yang moderat”, yang tidak patuh menjalankan
perintah Allah lewat “sunnah nabi” berikut:
“Saya diperintahkan untuk memerangi
manusia hingga mereka mengucapkan ‘TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN BAHWA
MUHAMMAD RASUL ALLAH’, menghadap kiblat kami, memakan sembelihan kami, dan melakukan
shalat dengan kami. Apabila mereka melakukan hal tersebut, niscaya kami
diharamkan MENUMPAHKAN DARAH dan MERAMPAS HARTA mereka.” [Hadist Tirmidzi No.
2533]
Menurut Anda, otak
terletak / berada di kepala, ataukah di “otot”?
Sejak kapan pula,
“otot” memiliki “otak”?
Namun mengapa ajaran agama berikut, justru dikit-dikit “main otot”, seolah-olah menyelesaikan setiap masalah dengan kekerasan fisik dan pembunuhan sebagai misi misionarisnya.
- QS 9:14.
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan)
tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap
mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman,
- QS 66:9. Hai
Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap
keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam dan itu adalah
seburuk-buruk tempat kembali.
- QS 2:191.
Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari
tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya
dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali
jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat
itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.
- QS 5:33.
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya
dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau
dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari
negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk
mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.
- QS 8:12.
Ingatlah, ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku
bersama kamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang telah beriman”. Kelak
aku akan jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka
PENGGALLAH KEPALA MEREKA dan PANCUNGLAH TIAP-TIAP UJUNG JARI MEREKA.
- QS 9:5.
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin
itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka
dan intailah di tempat pengintaian.
Mempromosikan
“PENGHAPUSAN DOSA” (bagi PENDOSA, tentunya), alih-alih mengkampanyekan gaya
hidup higienis dari dosa dan maksiat.
Namun mengapa masih
juga diberi gelar sebagai “Kitab SUCI” ataupun “Agama SUCI” alih-alih “Kitab
DOSA” dan “Agama DOSA”?
Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW,
mengapa suaminya shalat malam hingga kakinya bengkak. Bukankah Allah SWT telah
mengampuni dosa Rasulullah baik yang dulu maupun yang akan datang? Rasulullah
menjawab, “Tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?” [HR Bukhari
Muslim]
Pendosa, namun hendak
berceramah perihal hidup suci, luhur, mulia, agung, bersih, jujur, dan baik?
Itu menyerupai orang
buta yang hendak menuntun para butawan lainnya, neraka pun dipandang sebagai
surga, dan berbondong-bondong mereka terperosok masuk ke dalam jurang nista
tersebut.
Terhadap dosa dan
maksiat, begitu kompromistik. Akan tetapi disaat bersamaan, terhadap kaum yang
berbeda keyakinan, begitu intoleran.
Bukankah, “kabar
gembira” bagi PENDOSA”, merupakan “kabar duka / buruk” bagi para KORBAN?
Kaum “pendosa
penjilat penuh dosa” bukankah merupakan kasta yang paling hina, rendah,
terkutuk, busuk, buruk, serta tercela?
“Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan
kepada kami Syu’bah dari Washil dari Al Ma’rur berkata, “Aku mendengar Abu Dzar
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Jibril menemuiku dan
memberiku kabar gembira, bahwasanya siapa saja yang meninggal dengan tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka dia masuk surga.” Maka saya
bertanya, ‘Meskipun dia mencuri dan berzina? ‘ Nabi menjawab: ‘Meskipun dia
mencuri dan juga berzina’.” [Shahih Bukhari 6933]
Yang berhala itu yang
mana, yang memberi hormat kepada bendera Merah-Putih saat upacara kemerdekaan
RI, ataukah mencium-cium batu hitam?
Umar bin al-Khattab, rekan Muhammad
terusik dengan apa yang dilihatnya. “Umar mendekati Batu Hitam dan menciumnya
serta mengatakan, ‘Tidak diragukan lagi, aku tahu kau hanyalah sebuah batu yang
tidak berfaedah maupun tidak dapat mencelakakan siapa pun. Jika saya tidak
melihat Utusan Allah mencium kau, aku tidak akan menciummu.” [Sahih al-Bukhari,
Volume 2, Buku 26, Nomor 680]
Apakah ayah yang
baik, ataukah egois, hendak bersetubuh dengan puluhan bidadari berdada montok
di surga, namun anak yang ditumbalkan?
Surah Ash Shaffat ayat 100 - 111.
(100) “Ya Tuhanku, anugerahkanlah
kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh”.
(101) Maka Kami beri dia kabar gembira
dengan seorang anak yang amat sabar. [Ini kok, pakai istilah “KAMI”?
Katanya wahyu dari Tuhan.]
(102) Maka tatkala anak itu sampai
(pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah
apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar”.
Hanya Buddhisme, yang
membuat kita menghargai otak kita, anugerah terbesar pemberian Tuhan.
Sang Buddha bersabda:
[dikutip dari Dhammapada dan Angguttara Nikaya]
316. Barangsiapa malu terhadap hal tak
memalukan, tidak malu terhadap hal memalukan; mereka yang memegang pandangan
keliru itu akan menuju ke alam sengsara.
317. Juga, barangsiapa takut terhadap
hal tak menakutkan, tidak takut terhadap hal menakutkan; mereka yang memegang
pandangan keliru itu akan menuju ke alam sengsara.
318. Barangsiapa menganggap tercela
terhadap hal tak tercela, menganggap tak tercela terhadap hal tercela; mereka
yang memegang pandangan keliru itu akan menuju ke alam sengsara.
319. Sebaliknya, barangsiapa menyadari
hal tercela sebagai yang tercela, menyadari hal tak tercela sebagai yang tak
tercela; mereka yang memegang pandangan benar itu akan menuju ke alam bahagia.
~0~
“Para bhikkhu, ada empat jenis orang
ini terdapat di dunia. Apakah empat ini? Orang yang mengikuti arus; orang yang
melawan arus; orang yang kokoh dalam pikiran; dan orang yang telah menyeberang
dan sampai di seberang, sang brahmana yang berdiri di atas daratan yang tinggi.
(1) “Dan apakah orang yang mengikuti
arus? Di sini, seseorang menikmati kenikmatan indria dan melakukan perbuatan-perbuatan
buruk. Ini disebut orang yang mengikuti arus.
(2) “Dan apakah orang yang melawan
arus? Di sini, seseorang tidak menikmati kenikmatan indria atau melakukan
perbuatan-perbuatan buruk. Bahkan dengan kesakitan dan kesedihan, menangis
dengan wajah basah oleh air mata, ia menjalani kehidupan spiritual yang lengkap
dan murni. Ini disebut orang yang melawan arus.
~0~
“Para bhikkhu, dengan memiliki lima
kualitas, seseorang ditempatkan di neraka seolah-olah dibawa ke sana. Apakah
lima ini?
(1) Tanpa menyelidiki dan tanpa
memeriksa, ia memuji seorang yang layak dicela.
(2) Tanpa menyelidiki dan tanpa
memeriksa, ia mencela seorang yang layak dipuji.
Sang Buddha pernah
bersabda : Apa yang dianggap / dipandang sebagai kenikmatan bagi kebanyakan
orang, merupakan dukkha di mata saya.
Maka, bisa pula kita
katakan, apa yang disebut sebagai “Kafir” di mata kaum muslim, merupakan “orang-orang
mulia” di mata kaum bijaksanawan. Karenanya, “melawan arus” menjadi penting di
sini—tidak terkecuali “melawan arus meng-kafir-kafir-kan kaum muslim”.